Thursday, March 05, 2009

Gunakan kalimah Allah, mengapa mereka terdesak?

Oleh: Laogi Mahdi

Sebelumnya di site ini kami telah menurunkan artikel yang bertajuk “Wahyu dalam Ajaran Kristen” dalam kolom Kajian Agama, kali ini kami menyuguhkan Anda artikel dengan judul “Konsep Ketuhanan dalam ALKITAB.” Guna melihat dan mencermati bagaimana ALKITAB mencirikan Tuhan di samping ciri-ciri yang banyak disebutkan oleh pengunjung site ini utamanya dari mereka yang berpegang pada pedoman Tritunggal atau Trinitas.

Umumnya ciri dan karakter Tuhan yang disampaikan oleh pengunjung site adalah mirip-mirip dengan Tuhan yang dijelaskan dalam al-Qur’an, Esa, Tunggal, Berkuasa, Pencipta, Hidup, Mahatahu, Mahaada, dan sebagainya.

Menurut Dr Thomas McElwain, ciri dan sifat yang dilekatkan pada Tuhan dalam ALKITAB yang mirip-mirip dengan ciri dan sifat yang disematkan pada Tuhan dalam al-Qur’an dapat diklaim sebagai wahyu. Ayat-ayat seperti “Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku. Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami! Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak ada Kukenal!” (Yesaya 44:6-8)

“Beritahukanlah dan kemukakanlah alasanmu, ya, biarlah mereka berunding bersama-sama: Siapakah yang mengabarkan hal ini dari zaman purbakala, dan memberitahukannya dari sejak dahulu? Bukankah Aku, TUHAN? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku! Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain.” (Yesaya 45:21-22)

“Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku.” (Bilangan 32:39)

Namun, kalau kita membuka ALKITAB secara utuh, umumnya yang berkenaan dengan Tuhan, di samping karakteristik dan sifat yang dikemukakan di atas, kita juga mendapati sifat dan karakter yang tidak layak disandarkan kepada Tuhan yang Esa, Tunggal, Berkuasa, Pencipta, Hidup, Mahatahu, Mahaada dan sebagainya. Tentu pencirian dan penyifatan sedemikian tidak dapat kita katakan sebagai wahyu karena yang bersumber dari-Nya tiada yang kontradiktif dan berkebalikan interminis.

Tuhan yang dijelaskan dalam ALKITAB adalah Tuhan antropomorpik (yang memiliki sifat-sifat manusiawi), seperti memiliki badan dan rambut; dan bermukim di sebuah tempat tertentu; dan tidak tahu apa yang tersembunyi di balik sebuah pohon; dan menipu orang-orang dan melanggar janji yang Dia buat, kalah bergulat dengan Ya’qub, dan sebagainya. Melihat ciri dan sifat Tuhan sedemikian, lalu bagaimana dengan nasib manusia? Apakah manusia dapat bersandar dan berharap pada Tuhan sedemikian ketika didera masalah-masalah pelik?

Atas alasan ini, Felicien Chalet menyimpulkan dalam A Concise History of The Great Religions of The World, “Bagaimanapun, kitab ini merupakan ciptaan dan rekaan manusia. Mustahil memandangnya sebagai Firman Tuhan.”

Tuhan bagaimana sih yang dijelaskan dalam ALKITAB sehingga Chalet berkesimpulan bahwa mustahil memandang ALKITAB ini sebagai Firman Tuhan, mari kita simak bersama.

1. Dalam ALKITAB dijelaskan bahwa Tuhan berbentuk manusia

Dalam ALKITAB, sesuai dengan Kitab Kejadian 1:26-27

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

2. ALKITAB menyebutkan: Tuhan memiliki rambut dan mengenakan busana, sebagaimana dinyatakan dalam Daniel 7:9:

Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar.

3. ALKITAB menyebutkan:Tuhan memiliki kaki

Kejadian 24:10-11:

“Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah. Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu tidaklah diulurkan-Nya tangan-Nya; mereka memandang Allah, lalu makan dan minum.”

4. ALKITAB menyebutkan: Tuhan memiliki tempat sehingga Dia dapat dilihat

Wahyu 4:2

“Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.”

5. ALKITAB menyebutkan: Tuhan berjalan

Kejadian 3:8:

“Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.”

6. ALKITAB menyebutkan: Tuhan turun di suatu tempat

Keluaran 19:20:

“Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.”

7. ALKITAB menyebutkan: Tuhan turun pada sebuah awan dan melintas di hadapan seorang manusia

Keluaran 34:5:

Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”

8. ALKITAB menyebutkan: Tuhan memilih sebuah tempat untuk Dia diami

Zabur 132:13

“Sebab TUHAN telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya”

9. ALKITAB menyebutkan: Tuhan itu bodoh; Dia tidak tahu kediaman orang-orang beriman kecuali dengan mengambil darah sebagai tanda pada rumah-rumah dimana mereka tinggal

Keluaran 12:12-13:

Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.

10. ALKITAB berkata: Tuhan tidak tahu dimana manusia bersembunyi

Kejadian 3:9-11

“Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?”

11. ALKITAB menyebutkan: Tuhan melanggar janji-Nya

Samuel I 2:30-31:

“Sebab itu–demikianlah firman TUHAN, Allah Israel–sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapan-Ku selamanya, tetapi sekarang–demikianlah firman TUHAN–:Jauhlah hal itu dari pada-Ku! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah. Sesungguhnya akan datang waktunya, bahwa Aku akan mematahkan tangan kekuatanmu dan tangan kekuatan kaummu, sehingga tidak ada seorang kakek dalam keluargamu.”

Tuhan sangat jauh dari tudingan palsu ini. Misalnya, Tuhan disebutkan berjanji kepada Eli bahwa masa kependetaannya akan berlangsung selamanya, baginya dan keturunannya, namun kemudian Dia tidak memenuhi janji tersebut.

Juga dalam Samuel I 13: 13-14:

“Kata Samuel kepada Saul: “Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu.”

Tuhan sangat suci dari tuduhan lancung ini, misalnya berjanji kepada Saul bahwa kerajaannya akan langgeng, namun kemudian melanggar janji tersebut dan memberikan kerajaan Samuel kepada orang lain.

12. ALKITAB menyebutkan: Tuhan itu bodoh dan lemah

Korintus I 1:25:

“Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.”

13. ALKITAB menyebutkan: Tuhan bersedih hati

Samuel I 15:10:

“Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian: “Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku.” Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.

14. ALKITAB menyebutkan: Tuhan bertobat

Keluaran 32:14

“Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.”

15. ALKITAB menyebutkan: Tuhan merasa menyesal atas apa yang telah Dia lakukan

Kejadian 6:6-7

“Maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.”

16. Dikatakan Tuhan telah bergulat dengan seorang manusia

Kejadian 32:24-30:

“Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub. Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” Bertanyalah Yakub: “Katakanlah juga namamu.” Tetapi sahutnya: “Mengapa engkau menanyakan namaku?” Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!”

17. Tuhan berkata dusta, sementara seekor ular berkata jujur

Kejadian 3:3-5

“Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

Ayat ini lebih jauh mengatakan bahwa Adam dan Hawa memakan buah terlarang tersebut dan kejadian-kejadian yang terjadi yang, sejatinya, tidak dapat disandarkan kepada Tuhan.

18. ALKITAB menyebutkan: Tuhan turun dari surga untuk mengacaubalaukan persatuan umat manusia

Dalam kitab Kejadian 11:1-9, disebutkan bahwa Tuhan telah turun dari surga untuk memecahkan persatuan di antara manusia untuk membuat mereka tidak memahami bahasa mereka satu dengan yang lain. Apakah atas alasan itu Tuhan takut terhadap persatuan mereka?

“Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.

Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.” Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, dan Ia berfirman: “Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.” Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.”

19. Tuhan bertentangan dengan dirinya dalam perbuatan-Nya

Kejadian 6:3:

“Berfirmanlah TUHAN: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.”

Mari kita merujuk kitab Kejadian 9:28 untuk melihat apakah Tuhan mengikuti firman-Nya atau Dia bertentangan dengan dirin-Nya sendiri:

“Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah. Jadi Nuh mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia mati.”

Kemudian menjadi jelas bahwa 120 tahun telah lewat dari usia yang ditentukan Tuhan bagi manusia.

20. Tuhan digambarkan sebagai seorang malaikat, atau sebaliknya

Kejadian 16:9-13:

“Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.” Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.” Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: “Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: “Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?”

Bagaimana mungkin stetment-stetmen ini dapat disebut sebagai Gospel atau Wahyu? Akal sehat kita sendiri menegaskan bahwa hal sedemikian tidak dapat terjadi. Sifat-sifat seperti ini tidak dapat disandarkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Oleh karena itu stetment-stetment seperti ini adalah seluruhnya keliru.

Kedepan, untuk bahan perbandingan, kami akan suguhkan kepada Anda konsep Tuhan dalam al-Qur’an untuk melihat bagaimana Islam mencirikan dan menyifatkan Tuhan. Terdapat persamaan dan tentu saja perbedaan menyolok antaran konsep ketuhanan dalam ALKITAB dan konsep Ketuhanan dalam al-Qur’an. [

Dipetik dari: www.wisdoms4all.com/ind ]